Penghemat BBM dari Air Biasa

Bahan Bakar Minyak atau BBM adalah bahan yang banyak manfaatnya bahkan bergantung kepadanya, bahkan tiada hari tanpa bahan bakar minyak. Darinya alat produksi bisa berjalan dengan lancar yang tentu berkontribusi yang besar terhadap jalannya roda perekonomian masyarakat. Jika perekonomian masyarakat bagus, jelas memiliki dampak yang baik bagi perekonomian negara. Namun kini masyarakat hanya bisa pasrah, hampir tiap periode kepemimpinan harga jual BBM selalu dirasakan rakyat semakin mahal, sadar atau tidak stok BBM dunia semakin hari semakin berkurang/menipis. Perut bumi ini begitu kaya dengan batu, air, hingga minyaknya, namun masyarakat belum bisa masuk pada tahapan sejahtera dari hasil bumi tersebut. Tetapi BBM tetaplah BBM, meskipun mahal tetap saja laku karena ini menyangkut bahan pokok untuk aktifitas manuasia sehari - hari.

Secara dampak, penggunaan BBM pasti akan menghasilkan polusi dari gas buang kendaraan lewat knalpot. Kita bisa melihat bagaimana jalanan sekarang macet dimana-mana, bertumpuk kendaraan, meski volume jalan mengalami pelebaran, seakan tak mampu menampung bertambahnya kendaraan yang meningkat setiap hari. Bukankah itu juga sama halnya dengan menyumbang polusi udara. Terlebih jenis kendaraan yang digunakan adalah kendaraan tua yang banyak mengeluarkan gas buang.

Dari itulah muncul suatu gagasan untuk menghemat biaya bahkan bisa bebas polusi untuk mengganti BBM menjadi BBA ( Bahan Bakar Air ). Inovasi tersebut datang dari seorang kepala laboratorium tehnik pembakaran dan bahan bakar dari jurusan tehnik mesin FTI ITS Prof. Dr. Ir. H. Djoko sungkono M,Eng. Sc menemukan "water to Gas" ( air dijadikan gas ) sebagai energi alternatif untuk menghemat BBM. Ujar dia " Saya sudah menelitinya sejak tahun 2007 dan bahkan saya sudah mulaimemakainya sejak tahun 2009. Alat HNO ( Hidrogen Booster) yang mengalirkan air ke gas itu mampu menghemat solar atau bensin hingga 36%".

Menurut dia, Alat HNO yang harganya 800.000 dan belum diproduksi secara masal ( masih internal ITS), Itu prinsipnya merupakan alat yang memisahkan HNO menjadi H2 dan O secara elektrolisa. "H2 yang sudah dipisahkan dari O itulah yang akan menghasilkan energi(gas) yang luar biasa bila ada proses pembakaran didekatnya"

Saat ini "water to gas" yang diteliti sudah masuk generasi ke-16, namun penelitian akan terus dikembangkan, baik konsep ataupun alatnya. Alat HNO yang ada saat ini berupa tabung air murni berukuran 15x20 cm. Satu cc air murni akan habis untuk jarak 70 km, sehingga kalau satu liter air murni maka bisa untuk jarak ribuan kilometer . Tidak tanggung-tanggung, alat tersebut juga dicoba pleh pembantu rektor ( PR ) ITS surabaya Prof Ir Herman Sasongko menegaskan bahwa dirinya sebagai mantan kepala jurusan teknik mesin FTI ITS sudah mencoba alat HNO yang saat itu masih hemat 30% BBM. Jadi kalau pemerintah memang mau mengembagkan alat itu untuk aplikasi di masyarakar melalui tahapan produksi, sehingga perlu riset lanjutan, bahkan kalau sudah dipakai masyarakatpun masih perlu riset terus - menerus.

Prinsip Kerja ; 
HNO merupakan alat yang memiasahkan HNO Yaitu H2 O menjadi H2 dan secara elektrolisa, H2 yang  dipisahkan dari O itulah yang akan menghasilkan energi gas yang luar bisa  bila ada proses pembakaran didekatnya . Kedua gas termasuk ketika kita masukkan kedalam mesin yang sedang melakukan  pembakaran , maka tenaga akan jauh lebih besar. Alat HNO yang ada saat ini berupa tabung murni berukuran 15X20 cm. Satu cc air murni akan habis untuk jarak 70 km.sehingga kalau satu liter air murni bisa untuk menempuh ribuan kilometer.

Semoga bermanfaat  :

Baca Juga : Sumur Nabi Ayub
Penghemat BBM dari Air Biasa Penghemat BBM dari Air Biasa Reviewed by BERBAGI INFO BAGUS on 8:28 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.